Selasa, 23 Maret 2021

 


 BERSIH BERSIH DI PANTAI TAMBAKREJO TANGGAL 21 MARET 2021 DALAM RANGKA HARI PEDULI SAMPAH NASIONAL BERSAMA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KAPUPATEN BLITAR DIHADIRI OLEH BUPATI BLITAR

Selasa, 11 Agustus 2015

WISATA RELIGI KE PETILASAN SYEKH SUBAKIR

http://www.blitarkab.go.id/

WISATA RELIGI KE PETILASAN SYEKH SUBAKIR

Syekh Subakir, tidak banyak orang yang tahu siapa sebenarnya sosok tersebut. Tetapi Syekh Subakir menjadi tokoh pertama Islam yang datang ke Pulau Jawa, jauh sebelum adanya para Walisongo maupun eranya Syekh Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishak maupun Syekh Maulana Magribi. Konon dahulu kala, Pulau Jawa masih merupakan hutan belantara yang sangat angker. Datanglah seorang Syekh dari Persia yang bernama Syekh Subakir.
Angkernya pulau Jawa itu dipenuhi dengan jin jahat. Kedatangan Syekh Subakir ke pulau Jawa asal mulanya hanyalah ingin mensyiarkan Agama Islam. Kedatangan sang Syekh waktu itu boleh dikatakan sia-sia. Pasalnya, sang Syekh mengetahui sendiri bahwa masyarakat di tanah Jawa sudah menganut agama tauhid. Orang Islam menyebut Tuhan dengan nama Allah, sedangkan orang Jawa ketika itu menyebut Tuhan dengan sebutan Gusti Pengeran (Tuhan sebagai tempat untuk dingengeri).
Saat itulah sang Syekh Subakir merasa bahwa agama Islam maupun apapun yang bersifat tauhid (hanya mengesakan Tuhan) adalah benar, walaupun apa namanya agama tersebut. Lantaran sudah menganut agama tauhid, maka Syekh Subakir berniat untuk pulang ke Persia. Namun, beliau mengetahui bahwa pulau Jawa masih labil. Banyak gempa di sana-sini. Bahkan Pulau Jawa terasa berguncang-guncang.
Akhirnya, Syekh Subakir menaklukkan keganasan Pulau Jawa tersebut dengan mengalahkan jin-jin yang jahat. Disamping itu, beliau menanam sebuah paku ghaib agar pulau Jawa tidak berguncang-guncang. Setelah paku ditanam, maka pulau Jawa sudah stabil. Konon ada tiga paku yang ditanam oleh Syekh Subakir. Salah satu paku ghaib tersebut konon berada di wilayah Gunung Kelud.
Sementara itu di Desa Penataran Kabupaten Blitar,  terletak kurang lebih 500 meter sebelah utara dari kompleks Candi Penataran. Ada bangunan yang diyakini sebagai makam Syekh Subakir. Makam tersebut adalah Makam Syekh Subakir sang penyebar agama Islam di tanah jawa pertama, yang terkenal karena berhasil mengalahkan dedemit yang menguasai pulau jawa saat itu. Ada pula cerita bahwa makam tersebut merupakan makam pengikut beliau. Memang, keberadaan makam waliyullah yang berasal dari Persia tersebut masih simpang siur. Karena itu banyak pula yang menyebut dengan nama petilasan alias bukan sebuah makam. Meskipun dibuat seperti kuburan, tapi sekali lagi konon yang ada hanya petilasan.
Namun meski hanya sebuah petilasan, sangat ramai dikunjungi peziarah terutama pada malam Jumat. Banyak peziarah yang datang khusus untuk bermalam di tempat tersebut. Ada yang berzikir ada pula yang mengaji dan ada yang hanya tidur. Semua peziarah membawa maksud dan kepentingan sendiri-sendiri.
Tidak ada yang tahu pasti dimana makam Syekh Subakir. Ada yang mengatakan bahwa beliau wafat di Persia tahun 1462. Tetapi ada yang berpendapat bahwa beliau wafat di pulau Jawa. Yang mana yang benar. Wallahualam.


Sumber:
Foto:



WISATA KULINER UCENG BLITAR




WISATA KULINER UCENG BLITAR

Uceng (nama latin Nemachilus fasciatus) merupakan spesies ikan air tawar yang habitatnya tersebar dari China hingga Asia Tengara. Ikan ini memiliki morfologi seperti ikan Lele tetapi ukurannya lebih kecil. Ikan jenis ini biasanya hidup liar di sungai-sungai. Kehidupannya lebih sering bersembunyi dan hanya keluar disaat-saat tertentu untuk mencari makan. Di Blitar, ikan jenis ini banyak diolah menjadi kudapan lho. Penasaran? Berikut penampakannya. 
Kuliner Uceng sudah dikenal secara luas sebagai kuliner khas Blitar. Lebih khususnya merupakan kuliner khas Blitar timur, karena lebih banyak dijumpai di sekitar Garum hingga Wlingi. Uceng selain biasa dimakan sebagai snack, biasanya juga disajikan sebagi menupendamping makan besar. Uceng biasa disajikan bersama nasi dan sayur lodeh. Untuk rasa tak perlu diragukan lagi, gurih dan krispinya benar-benar khas.
Kuliner uceng disajikan dengan cara digoreng kering dengan tepung ditambah sambal dan disajikan dengan nasi panas beserta lalapan. Di warung sukaria ada beberapa pilihan menu uceng, ada uceng sayur, uceng lalapan dan uceng mix lalapan. Kemarin saya coba pilihan menu yang terakhir uceng mix lalapan. Ternyata maksudnya mix dalam menu tersebut adanya tambahan ikan lain selain uceng, yakni wader dan udang air.
Untuk merasakan uceng yang gurih bisa datang Warung Makan Sukaria atau ke Warung Barokah Pak Sabar. Lokasi warung ini berada di Desa Babadan, Wlingi, Blitar. Kalau dari Pasar Wlingi, ambil arah ke Utara menuju jalan ke Wisata Rambut Monte atau Bendungan Selorejo. Warungnya ada di Sebelah kanan-kiri jalan.
Kami tiba di warung Pak Sabar sekitar jam 11 siang, cuacanya agak mendung, warungnya cukup besar, mungkin mampu menampung lebih dari 50 pengunjung. Ada cukup banyak menu yang ditawarkan, ada sayur uceng, lele masak, kare ayam, ayam penyet, lele penyet, ayam panggang, rawon dan nasi campur yang lauknya bisa kita pilih sendiri. Tapi, dari sekian banyak menu yang ada, yang paling dicari yaitu olahan ucengnya (uceng goreng).
Sebenanya kami berniat untuk menikmati uceng goreng, tapi keberuntungan sedang tidak berpihak kepada kami. Secara kebetulan, pada hari itu tidak ada uceng sama sekali di kali belakang, pada hal biasanya setiap hari menu uceng goreng selalu tersedia, itulah keterangan yang Saya terima. Namun kekecewaan kami terobati dengan menu olahan uceng. Saking penasarannya dengan uceng, semua menu olahan uceng sampai kami pesan semua, mulai dari sayur uceng, rempeyek uceng (meski ada ikan wader di dalamnya yang lebih dominan) dan juga bothok uceng.
Mungkin Anda akan bertanya-tanya, seperti apa uceng itu? Jawabannya sangat mudah, Anda pasti sudah tahu ikan lele dengan jelaskan? Nah, uceng itu bentuknya mirip dengan lele, sama-sama memiliki sungut, tapi ukurannya lebih kecil dan kepalanya lebih pipih dan sempit. Meski belum bisa merasakan uceng goreng, tapi Saya sudah cukup puas menikmati uceng yang dimasak kuah santan. Dagingnya memang cukup sedikit, tapi keset dan gurih, bumbunya meresap ke dalam dan agak pedas. Sedangkan untuk bothoknya, uceng yang digunakan berukuran jauh lebih kecil. Mungkin lebih kecil dari jari telunjuk, meski kecil tapi rasanya gurih-gurih pedas dalam balutan kelapa halus.
Setelah selesai menikmati ucengnya, jangan lupa untuk mencicipi juga tape ketan hijaunya yang manis sebagai penawar rasa pedas. Makanan di pedesaan memang jauh berbeda dengan masakan kota, baik dari segi rasa maupun harga. Kalau untuk rasa, benar-benar khas yang sulit ditemukan di daerah perkotaan. Sedangkan untuk harga benar-benar miring, untuk sayur ucengnya biasa dibandrol 5ribu rupiah untuk seporsi, tapi karena kami minta sedikit, jadi cuma kena 3ribu saja. Untuk pepes 1.500 per bungkus, dan yang membuat kami cukup tercengang dan keheranan harga tape ketan hijaunya, cuma 5ratus rupiah saja. Kalau diperkotaan, uang 5ratus tidak ada artinya, ongkos parkir saja minimal seribu rupiah.
Sebelum masuk ke dalam warung, tepat di sebelah pintu masuk ada yang jual rujak cingur yang menggoda. Tak luput dari pandangan kami, rujak cingur juga masuk ke dalam menu makan siang kami kali ini. selain rasanya yang enak, harganya juga murah, hanya 5ribu rupiah untuk satu porsi. Karena terlalu sibuk mencicipi berbagai menu yang ada, kami sampai tidak sadar kalau ruangannya sudah dipenuhi pengunjung, di luar hujan juga mengguyur. Setelah hujan cukup reda, akhirnya perjalanan kami lanjutkan kembali.

·         Menu Andalan:Uceng Sayur (Rp. 5.000), Bothok uceng (Rp. 1.500), Rempeyek Uceng (Rp. 5.000/ 3 buah), Rujak Cingur (Rp. 5.000), Tape Ketan Hijau (Rp. 500)
·         Jam Buka:06.00 - 19.00
·         Alamat Lokasi:Jl. Semeru No. 24, Babadan, Wlingi, Blitar Telp. 0342-693960, 0821.3178.7757



Sumber:


WISATA ALAM PACUH PENATARAN



WISATA ALAM PACUH PENATARAN

Trend masyarakat saat ini yang gencar untuk mengunjungi destinasi pariwisata yang ada di daerahnya merupakan peluang yang sangat baik untuk pengembagan pariwisata, termasuk di Kabupaten Blitar. Untuk meningkatkan peran kepariwisataan, sangat terkait antara barang berupa obyek wisata sendiri yang dapat  “dijual “ dengan sarana dan prasarana yang mendukungnya yang terkait dalam industri pariwisata. Usaha mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata. Faktor-faktor itu terkait lima unsur pokok yang harus ada dalam suatu daerah tujuan wisata, yang meliputi obyek dan daya tarik wisata, prasarana wisata, tata laksana, atau infrastruktur serta kondisi dari masyarakat atau lingkungan.
Wisata alam Pacuh menjadi salah satu tujuan wisata masyarakat saat ini, karena konsep back to nature semakin di gemari karena apapun yang berhubungan dengan alam dianggap mampu untuk me-refresh-kan kembali pikiran setelah penat dengan aktivitas sehari-hari. Lokasi obeservasi berada di Wisata Alam Paco (Pacuh/Pacoh), yang terletak di Dukuh Paco, Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. tempat wisata alam ini berjarak sekitar 14 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Blitar. Saat ini Wisata Alam Paco dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara XII Bantaran, afdeling (bagian) Penataran. Wisata Alam Paco terdapat di area seluas sektar 3,2 hektare.
Wisata Alam Paco merupakan salah satu aternatif destinasi pariwisata di Kabupaten Bitar. Terletak di sisi utara wilayah Kabupaten Blitar, ini menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi. Dengan tiket masuk sebesar Rp.3000, pengunjung sudah bisa memasuki area wisata ini.  Keindahan alam menjadi daya tarik utama di wilayah wisata alam Paco ini. Ketika mulai memasuki kawasan wisata ini, pengunjung sudah dimanjakan dengan pohon-pohon besar yaitu pohon karet bolu yang sudah berusia ratusan tahun. Hawa sejuk karena rindangnya oleh pepohonan memberikan atmosfer yang berbeda, terdapat beberapa gazebo di area wisata alam Paco ini. Pada hari biasa terdapat sekitar 20-50 pengunjung setipa harinya terutama pada sore hari.  Sedangkan pada akhir minggu, pengunjung bisa mencapai 100-200 orang. Lokasi wisata alam Paco ini buka mulai pukul 08.00-16.00 WIB.  Secara umum, lokasi wisata alam Paco ini terdapat 4 bagian utama yang menjadi titik sentralnya, yaitu bagian depan, bagian telaga, bagian taman, dan bagian sadranan. Bagian depan dimulai dari gerbang masuk di area pintu masuk. Pada bagian ini terdapat beberapa pohon yang sangat besar dengan ranting yang seolah dibiarkan liar dengan ukuran yang sangat besar. Pohon ini dari jenis pohon karet bolu. Selain itu ada gazebo yang berfungsi sebagai tempat untuk bersantai. Di sebelah pohon karet bolu juga terdapat pohon bamboo yang memperindang area pertama ini. Di area ini terdapat anak tangga yang menghubungkan dengan bagia kedua, yaitu telaga.
Setelah itu kita dapat menemui telaga, dimana kegunaan telaga ini utuk irigasi dan untuk supplay air bersih PDAM.  Telaga ini memiliki area yang cukup luas. Sejak tahun 2010, telaga ini juga digunakan sebagai area pemancingan serta area bermain perahu bebek. Di telaga ini juga terdapat ratusan ikan mujair, yang mana ikan ini ditemukan oleh orang blitar. Bagian ketiga dari wisata alam Pacuh adalah taman yang terletak disebelah barat dari telaga. Taman ini berisi beberapa tanaman hias dan rumput hijau yang terawat dengan baik. Pada bagian tengah taman terdapat kolam ikan. Kolam ikan dan jembatan yang terbuat dari bambu  juga terdapat dibagian sebelah utara.
Wisata alam Paco dibawah naungan PT. Perkebunan Nusantara XII Bantaran afdeling Penataran. Oleh karena itu wisata ini sudah ada pihak investor yang sudah mengelola. Hal ini semakin mudahnya untuk meningkatkan serta memperbaiki fasilitas yang ada untuk menambah kesan dan kenyamanan para pengunjung sehingga mereka tertarik untuk berkunjung kembali.
Sumber:



wisata alam paco blitar (3)

wisata alam paco blitar (4)
wisata alam paco blitar (6)


wisata alam paco blitar (13)

wisata alam paco blitar (11)