UPT SMPN 1 GARUM
Rabu, 07 April 2021
Selasa, 23 Maret 2021
Selasa, 11 Agustus 2015
WISATA RELIGI KE PETILASAN SYEKH SUBAKIR
http://www.blitarkab.go.id/
WISATA RELIGI KE PETILASAN SYEKH SUBAKIR
Syekh Subakir,
tidak banyak orang yang tahu siapa sebenarnya sosok tersebut. Tetapi Syekh
Subakir menjadi tokoh pertama Islam yang datang ke Pulau Jawa, jauh sebelum
adanya para Walisongo maupun eranya Syekh Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishak
maupun Syekh Maulana Magribi. Konon dahulu kala, Pulau Jawa masih merupakan
hutan belantara yang sangat angker. Datanglah seorang Syekh dari Persia yang
bernama Syekh Subakir.
Angkernya pulau
Jawa itu dipenuhi dengan jin jahat. Kedatangan Syekh Subakir ke pulau Jawa asal
mulanya hanyalah ingin mensyiarkan Agama Islam. Kedatangan sang Syekh waktu itu
boleh dikatakan sia-sia. Pasalnya, sang Syekh mengetahui sendiri bahwa
masyarakat di tanah Jawa sudah menganut agama tauhid. Orang Islam menyebut
Tuhan dengan nama Allah, sedangkan orang Jawa ketika itu menyebut Tuhan dengan
sebutan Gusti Pengeran (Tuhan sebagai tempat untuk dingengeri).
Saat itulah sang
Syekh Subakir merasa bahwa agama Islam maupun apapun yang bersifat tauhid
(hanya mengesakan Tuhan) adalah benar, walaupun apa namanya agama tersebut.
Lantaran sudah menganut agama tauhid, maka Syekh Subakir berniat untuk pulang
ke Persia. Namun, beliau mengetahui bahwa pulau Jawa masih labil. Banyak gempa
di sana-sini. Bahkan Pulau Jawa terasa berguncang-guncang.
Akhirnya, Syekh
Subakir menaklukkan keganasan Pulau Jawa tersebut dengan mengalahkan jin-jin
yang jahat. Disamping itu, beliau menanam sebuah paku ghaib agar pulau Jawa
tidak berguncang-guncang. Setelah paku ditanam, maka pulau Jawa sudah stabil.
Konon ada tiga paku yang ditanam oleh Syekh Subakir. Salah satu paku ghaib
tersebut konon berada di wilayah Gunung Kelud.
Sementara itu di
Desa Penataran Kabupaten Blitar, terletak kurang lebih 500 meter sebelah
utara dari kompleks Candi Penataran. Ada bangunan yang diyakini sebagai makam
Syekh Subakir. Makam tersebut adalah Makam Syekh Subakir sang penyebar agama
Islam di tanah jawa pertama, yang terkenal karena berhasil mengalahkan dedemit
yang menguasai pulau jawa saat itu. Ada pula cerita bahwa makam tersebut
merupakan makam pengikut beliau. Memang, keberadaan makam waliyullah yang
berasal dari Persia tersebut masih simpang siur. Karena itu banyak pula yang
menyebut dengan nama petilasan alias bukan sebuah makam. Meskipun dibuat
seperti kuburan, tapi sekali lagi konon yang ada hanya petilasan.
Namun meski hanya sebuah petilasan, sangat ramai dikunjungi
peziarah terutama pada malam Jumat. Banyak peziarah yang datang khusus untuk
bermalam di tempat tersebut. Ada yang berzikir ada pula yang mengaji dan ada
yang hanya tidur. Semua peziarah membawa maksud dan kepentingan
sendiri-sendiri.
Tidak ada yang
tahu pasti dimana makam Syekh Subakir. Ada yang mengatakan bahwa beliau wafat
di Persia tahun 1462. Tetapi ada yang berpendapat bahwa beliau wafat di pulau
Jawa. Yang mana yang benar. Wallahualam.
Sumber:
https://touringrider.wordpress.com/2014/04/16/adventure-religi-ziarah-makam-syekh-subakir-penataran/
Foto:
WISATA KULINER UCENG BLITAR
WISATA KULINER UCENG BLITAR
Uceng
(nama latin Nemachilus
fasciatus) merupakan spesies
ikan air tawar yang habitatnya tersebar dari China hingga Asia Tengara. Ikan
ini memiliki morfologi seperti ikan Lele tetapi ukurannya lebih kecil. Ikan
jenis ini biasanya hidup liar di sungai-sungai. Kehidupannya lebih sering
bersembunyi dan hanya keluar disaat-saat tertentu untuk mencari makan. Di
Blitar, ikan jenis ini banyak diolah menjadi kudapan lho. Penasaran? Berikut
penampakannya.
Kuliner
Uceng sudah dikenal secara luas sebagai kuliner khas Blitar. Lebih khususnya
merupakan kuliner khas Blitar timur, karena lebih banyak dijumpai di sekitar
Garum hingga Wlingi. Uceng selain biasa dimakan sebagai snack, biasanya juga
disajikan sebagi menupendamping makan besar. Uceng biasa disajikan bersama nasi
dan sayur lodeh. Untuk rasa tak perlu diragukan lagi, gurih dan krispinya
benar-benar khas.
Kuliner uceng disajikan dengan
cara digoreng kering dengan tepung ditambah sambal dan disajikan dengan nasi
panas beserta lalapan. Di warung sukaria ada beberapa pilihan menu uceng, ada
uceng sayur, uceng lalapan dan uceng mix lalapan. Kemarin saya coba pilihan
menu yang terakhir uceng mix lalapan. Ternyata maksudnya mix dalam menu
tersebut adanya tambahan ikan lain selain uceng, yakni wader dan udang air.
Untuk merasakan uceng yang gurih
bisa datang Warung Makan Sukaria atau ke Warung Barokah Pak Sabar. Lokasi
warung ini berada di Desa Babadan, Wlingi, Blitar. Kalau dari Pasar Wlingi,
ambil arah ke Utara menuju jalan ke Wisata Rambut Monte atau Bendungan
Selorejo. Warungnya ada di Sebelah kanan-kiri jalan.
Kami tiba di warung Pak Sabar
sekitar jam 11 siang, cuacanya agak mendung, warungnya cukup besar, mungkin
mampu menampung lebih dari 50 pengunjung. Ada cukup banyak menu yang ditawarkan,
ada sayur uceng, lele masak, kare ayam, ayam penyet, lele penyet, ayam
panggang, rawon dan nasi campur yang lauknya bisa kita pilih sendiri. Tapi,
dari sekian banyak menu yang ada, yang paling dicari yaitu olahan ucengnya
(uceng goreng).
Sebenanya kami berniat untuk
menikmati uceng goreng, tapi keberuntungan sedang tidak berpihak kepada kami.
Secara kebetulan, pada hari itu tidak ada uceng sama sekali di kali belakang,
pada hal biasanya setiap hari menu uceng goreng selalu tersedia, itulah keterangan
yang Saya terima. Namun kekecewaan kami terobati dengan menu olahan uceng.
Saking penasarannya dengan uceng, semua menu olahan uceng sampai kami pesan
semua, mulai dari sayur uceng, rempeyek uceng (meski ada ikan wader di dalamnya
yang lebih dominan) dan juga bothok uceng.
Mungkin Anda akan bertanya-tanya,
seperti apa uceng itu? Jawabannya sangat mudah, Anda pasti sudah tahu ikan lele
dengan jelaskan? Nah, uceng itu bentuknya mirip dengan lele, sama-sama memiliki
sungut, tapi ukurannya lebih kecil dan kepalanya lebih pipih dan sempit. Meski
belum bisa merasakan uceng goreng, tapi Saya sudah cukup puas menikmati uceng
yang dimasak kuah santan. Dagingnya memang cukup sedikit, tapi keset dan gurih,
bumbunya meresap ke dalam dan agak pedas. Sedangkan untuk bothoknya, uceng yang
digunakan berukuran jauh lebih kecil. Mungkin lebih kecil dari jari telunjuk,
meski kecil tapi rasanya gurih-gurih pedas dalam balutan kelapa halus.
Setelah selesai menikmati ucengnya,
jangan lupa untuk mencicipi juga tape ketan hijaunya yang manis sebagai penawar
rasa pedas. Makanan di pedesaan memang jauh berbeda dengan masakan kota, baik
dari segi rasa maupun harga. Kalau untuk rasa, benar-benar khas yang sulit
ditemukan di daerah perkotaan. Sedangkan untuk harga benar-benar miring, untuk
sayur ucengnya biasa dibandrol 5ribu rupiah untuk seporsi, tapi karena kami
minta sedikit, jadi cuma kena 3ribu saja. Untuk pepes 1.500 per bungkus, dan
yang membuat kami cukup tercengang dan keheranan harga tape ketan hijaunya,
cuma 5ratus rupiah saja. Kalau diperkotaan, uang 5ratus tidak ada artinya,
ongkos parkir saja minimal seribu rupiah.
Sebelum masuk ke dalam warung, tepat
di sebelah pintu masuk ada yang jual rujak cingur yang menggoda. Tak luput dari
pandangan kami, rujak cingur juga masuk ke dalam menu makan siang kami kali
ini. selain rasanya yang enak, harganya juga murah, hanya 5ribu rupiah untuk
satu porsi. Karena terlalu sibuk mencicipi berbagai menu yang ada, kami sampai
tidak sadar kalau ruangannya sudah dipenuhi pengunjung, di luar hujan juga
mengguyur. Setelah hujan cukup reda, akhirnya perjalanan kami lanjutkan
kembali.
·
Menu Andalan:Uceng Sayur
(Rp. 5.000), Bothok uceng (Rp. 1.500), Rempeyek Uceng (Rp. 5.000/ 3 buah),
Rujak Cingur (Rp. 5.000), Tape Ketan Hijau (Rp. 500)
·
Jam Buka:06.00 -
19.00
·
Alamat Lokasi:Jl. Semeru
No. 24, Babadan, Wlingi, Blitar Telp. 0342-693960, 0821.3178.7757
Sumber:
WISATA ALAM PACUH PENATARAN
WISATA ALAM PACUH PENATARAN
Trend
masyarakat saat ini yang gencar untuk mengunjungi destinasi pariwisata yang ada
di daerahnya merupakan peluang yang sangat baik untuk pengembagan pariwisata,
termasuk di Kabupaten Blitar. Untuk meningkatkan peran kepariwisataan, sangat
terkait antara barang berupa obyek wisata sendiri yang dapat “dijual “ dengan sarana dan prasarana yang
mendukungnya yang terkait dalam industri pariwisata. Usaha mengembangkan suatu
daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh
terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata. Faktor-faktor itu terkait lima
unsur pokok yang harus ada dalam suatu daerah tujuan wisata, yang meliputi
obyek dan daya tarik wisata, prasarana wisata, tata laksana, atau infrastruktur
serta kondisi dari masyarakat atau lingkungan.
Wisata
alam Pacuh menjadi salah satu tujuan wisata masyarakat saat ini, karena konsep back to nature semakin di gemari karena
apapun yang berhubungan dengan alam dianggap mampu untuk me-refresh-kan kembali pikiran setelah
penat dengan aktivitas sehari-hari. Lokasi obeservasi berada di Wisata Alam
Paco (Pacuh/Pacoh), yang terletak di Dukuh Paco, Desa Penataran, Kecamatan
Nglegok, Kabupaten Blitar. tempat wisata alam ini berjarak sekitar 14 km dari
pusat pemerintahan Kabupaten Blitar. Saat ini Wisata Alam Paco dikelola oleh
PT. Perkebunan Nusantara XII Bantaran, afdeling (bagian) Penataran. Wisata Alam
Paco terdapat di area seluas sektar 3,2 hektare.
Wisata
Alam Paco merupakan salah satu aternatif destinasi pariwisata di Kabupaten
Bitar. Terletak di sisi utara wilayah Kabupaten Blitar, ini menjadi tempat yang
menarik untuk dikunjungi. Dengan tiket masuk sebesar Rp.3000, pengunjung sudah
bisa memasuki area wisata ini. Keindahan
alam menjadi daya tarik utama di wilayah wisata alam Paco ini. Ketika mulai
memasuki kawasan wisata ini, pengunjung sudah dimanjakan dengan pohon-pohon
besar yaitu pohon karet bolu yang sudah berusia ratusan tahun. Hawa sejuk
karena rindangnya oleh pepohonan memberikan atmosfer yang berbeda, terdapat
beberapa gazebo di area wisata alam Paco ini. Pada hari biasa terdapat sekitar
20-50 pengunjung setipa harinya terutama pada sore hari. Sedangkan pada akhir minggu, pengunjung bisa
mencapai 100-200 orang. Lokasi wisata alam Paco ini buka mulai pukul
08.00-16.00 WIB. Secara umum, lokasi
wisata alam Paco ini terdapat 4 bagian utama yang menjadi titik sentralnya,
yaitu bagian depan, bagian telaga, bagian taman, dan bagian sadranan. Bagian
depan dimulai dari gerbang masuk di area pintu masuk. Pada bagian ini terdapat
beberapa pohon yang sangat besar dengan ranting yang seolah dibiarkan liar
dengan ukuran yang sangat besar. Pohon ini dari jenis pohon karet bolu. Selain
itu ada gazebo yang berfungsi sebagai tempat untuk bersantai. Di sebelah pohon karet
bolu juga terdapat pohon bamboo yang memperindang area pertama ini. Di area ini
terdapat anak tangga yang menghubungkan dengan bagia kedua, yaitu telaga.
Setelah
itu kita dapat menemui telaga, dimana kegunaan telaga ini utuk irigasi dan
untuk supplay air bersih PDAM. Telaga ini memiliki area yang cukup luas.
Sejak tahun 2010, telaga ini juga digunakan sebagai area pemancingan serta area
bermain perahu bebek. Di telaga ini juga terdapat ratusan ikan mujair, yang mana
ikan ini ditemukan oleh orang blitar. Bagian ketiga dari wisata alam Pacuh
adalah taman yang terletak disebelah barat dari telaga. Taman ini berisi
beberapa tanaman hias dan rumput hijau yang terawat dengan baik. Pada bagian
tengah taman terdapat kolam ikan. Kolam ikan dan jembatan yang terbuat dari
bambu juga terdapat dibagian sebelah
utara.
Wisata
alam Paco dibawah naungan PT. Perkebunan Nusantara XII Bantaran afdeling
Penataran. Oleh karena itu wisata ini sudah ada pihak investor yang sudah
mengelola. Hal ini semakin mudahnya untuk meningkatkan serta memperbaiki
fasilitas yang ada untuk menambah kesan dan kenyamanan para pengunjung sehingga
mereka tertarik untuk berkunjung kembali.
Sumber:
Langganan:
Postingan
(
Atom
)