Selasa, 11 Agustus 2015

WISATA ALAM KE RAMBUT MONTE



WISATA ALAM KE RAMBUT MONTE

Wisata Rambut Monte merupakan wisata alam yang terdapat sebuah telaga, candi, petilasan atau tempat untuk bermeditasi dan di latar belakangi dengan pemandangan yang hijau dari perkebunan teh dan sawah warga setempat, yang terhampar sepanjang perjalanan menuju lokasi wisata ini.
Wisata Rambut Monte terletak di desa Krisik, kecamatan Gandusari, kurang lebih 30 km dari kota Blitar. Sebenarnya Rambut Monte ini adalah nama sebuah candi berbentuk segi empat yang terbuat dari batu andesit berukuran sekurangnya 292 cm persegi.  Candi yang terdapat di lokasi Rambut Monte ini merupakan tempat pemujaan bagi penganut agama Hindu pada jaman Kerajaan Majapahit. Di bawah candi terdapat sebuah telaga yang dihuni oleh ikan, yang oleh warga sekitar di sebut dengan Ikan Dewa.
Di pinggiran telaga disediakan sebuah gazebo untuk beristirahat dan menikmati keindahan alam di sekitar telaga. Keindahan lokasi Rambut Monte ini kian bertambah dengan pantulan warna air dalam danau yang jernih kehijauan dan cenderung ke toska. Pengunjung tidak diperbolehkan untuk berenang di area telaga yang berisi ikan Dewa, tetapi terdapat kolam tersendiri untuk pengunjung berenang menikmati hijaunya alam di Rambut Monte.
Wisata Cagar Budaya Rambut Monte. Rambut Monte sudah dikelola oleh pemerintah setempat dan menjadi salah satu objek wisata unggulan kabupaten Blitar. Pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk sebesar 5.000 rupiah saja. Sayang pamornya masih kalah dengan pesona kompleks makam Bung Karno di Kota Blitar. Tempat ini hanya ramai dikunjungi warga saat liburan akhir pekan, sedangkan saat perayaan keagamaan umat Hindu banyak dikunjungi wisawatan asal Bali yang hendak bersembahyang di candi, jelas pak Kasno selaku juru kunci Rambut Monte. Tak heran saat melihat lebih dekat candi yang dimaksud, masih menyisakan bunga sesaji di bawah lingga, simbol pemujaan Dewa Siwa.
Setelah menuruni beberapa anak tangga yang landai, nampaklah sebuah danau yang tidak terlalu besar dengan warna air biru toska yang memikat mata. Penamaan Rambut Monte tidak diketahui asal usul pastinya. Sepintas Rambut Monte nampak seperti kolam sumber mata air pada umumnya,. Saat mata mengamati dengan seksama, terlihat puluhan ikan berwarna hitam keabu-abuan berukuran sekitar tiga puluh sentimeter berenang pelan sana kemari. Tak jarang beberapanya memperlihatkan siripnya ke permukaan seperti ikan hiu. Penduduk sekitar menamainya ikan dewa, ada pula yang menyebutnya ikan Senggiring.
Hingga kini belum ada catatan sejarah resmi yang menjelaskan tentang Rambut Monte. Hanya terdengar cerita dari mulut ke mulut penduduk setempat saja. Konon ikan-ikan tersebut merupakan penjelmaan prajurit-prajurit kerajaan Majapahit penjaga candi sehingga dikeramatkan. 
Ada legenda unik tentang Ikan Dewa yang merupakan wujud kutukan dari seorang guru pada murid yang tidak menaati perintah. Konon, pada jaman antah berantah (sebut saja jaman Majapahit, tapi beliu tidak bisa menyebut Raja yang keberapa) Terjadi pertempuran sengit antara Rahwana (tokoh jahat dalam pewayangan) yang dibantu seekor naga melawan Mbah Monte. Dalam pertempuran tak seimbang satu lawan dua itu dimenangkan oleh Mbah Monte yang konon masih trah dari kerajaan Majapahit.
Singkat cerita Rahwana yang dilukiskan sebagai tokoh angkaramuraka dan naga tersebut bertekut lutut, dan kemudian dia dikutuk menjadi Candi Monte yang berbentuk monyet dan batu relief naga. Sedang untuk Ikan Dewa sendiri, (masih menurut Mbah Sarimin) itu merupakan wujud dari seorang muridnya yang diminta untuk menjaga candi tersebut tapi ngembelo tidak mematuhi perintah. Maka karena jengkel (kesal hati), akhirnya murid tersebut di kutuk jadi Ikan Dewa yang sekarang ada di Telaga Rambut Monte tersebut Sampai sekarang Ikan Dewa itu masih ada, dan konon masih dalam jumlah yang sama.
“Percaya nggak percaya, jumlah ikan di sini tidak pernah bertambah apalagi berkurang.” terang Pak Kasno. Penduduk sekitar meneruskan amanat dari leluhurnya dan terus mempercayai bahwa ikan yang ada di dalam danau tidak boleh ditangkap apalagi disantap. Tidak ada yang berani melanggar peraturan tersebut. Hanya malapetaka yang akan datang jika ada yang nekad membuang sesuatu apalagi menangkap ikan di danau.

Sumber:



Tidak ada komentar :

Posting Komentar