WISATA BUDAYA UPACARA BERSIH DESA DI DUSUN KLEPON
DESA SIDODADI KECAMATAN GARUM KABUPATEN BLITAR
Bersih desa merupakan salah satu upacara adat pada
masyarakat Jawa yang dulunya diselenggarakan setelah para
petani panen padi. Hal ini, dimaksudkan untuk mengungkapkan rasa syukur karena
tanaman padi telah berhasil dipanen dan telah menghasilkan panen yang
memuaskan. Bersih desa sering pula disebut sebagai
“sadran/sadranan/nyadran/”. Sadran juga
merupakan penghormatan terhadap para leluhur yang telah meninggal dunia dan
mendoakan agar dosa-dosanya diampuni oleh Tuhan, serta agar yang ditinggalkan
selalu mendapatkan keselamatan, murah rejeki, dan mudah dalam mencari sandang
pangan.
Upacara tersebut merupakan ritual tahunan yang
dilaksanakan di makam leluhur setiap
tanggal 1 Syura penanggalan Jawa. Pada dasarnya,
meskipun kegiatan ini dilaksanakan dipemakaman, bukan berarti menyimpang dari
agama yang dianut, melainkan untuk menghormati arwah para leleuhur yang konon merupakan orang pertama pula yang
dimakamkan di pesarean tersebut.
Bagi masyarakat Jawa, khususnya warga Dusun Klepon Desa
Sidodadi Kecamatan Garum Kabupaten Blitar, kegiatan
tahunan ini bukan hanya ungkapan refleksi sosial
keagamaan. Selain
sebagai bentuk penghormatan, ada agenda lain berupa tradisi arak-arakan. Ritual ini dipahami sebagai bentuk pelestarian warisan tradisi dan budaya nenek
moyang. Tradisi ini merupakan simbol adanya hubungan dengan leluhur, sesama, dan Yang Maha Kuasa, serta sebuah ritual yang
mencampurkan budaya lokal dan nilai-nilai Islam, sehingga sangat tampak adanya
akulturasi budaya tetapi masih kental dengan nuansa Islami.
Tujuan dari bersih desa yaitu agar masyarakat sekitar
mengetahui bagaimana sejarah dan perjuangan
dalam membuat, memberi nama dan membentuk desa Klepon. Sedangkan hikmah
dari bersih desa diantaranya dapat mempererat silaturahmi, menanamkan sikap
gotong royong, saling mendoakan satu dengan yang lain dan bersama-sama dapat
merasakan susah maupun senang orang lain.
Berikut ini adalah berbagai rangkaian kegiatan upacara Bersih Desa
masyarakat Dusun Klepon:
1.
Membersihkan
makam leluhur
Setiap akan diadakannya bersih
desa, terlebih dahulu para warga dusun
membersihkan makam makam leluhur, seperti bergotong royong mencabuti rumput
yang ada di area makam. Di dusun Klepon,
acara ini dipusatkan di makam Raden Adjitopuro atau lebih dikenal dengan
nama “Mbah Raden”, yaitu orang yang
pertama kali “babat alas” atau “cikal bakal” atau membuka lahan Dusun Klepon.
2.
Arak-arakan
Pada acara kedua yakni
arak-arakan/iringan/pawai/karnaval yang
menyertai perjalanan upacara adat menuju makam
leluhur dengan membawa
sesaji yang berasal dari hasil panen warga desa
seperti gunungan, sayur sayuran, buah buahan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas kesejahteraan yang mereka peroleh selama setahun. Acara ini dilaksanakan
dimulai dari perbatasan Dusun Klepon sampai berakhir di makam Raden Adjitopuro
atau Mbah Raden. Acara ini adalah acara yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat Dusun
Klepon karena mereka bisa unjuk penampilan. Bahkan ada keinginan kuat
masyarakat Dusun Klepon untuk membuat arak-arakan ini bisa menjadi Klepon
Fashion Carnaval seperti yang ada pada Jember Fashion Carnaval. Tidak
mengherankan karena dalam setiap tahun masyarakat Dusun Klepon sedikitnya
mengadakan 2 acara karnaval, yaitu ketika memperingati 17 Agustus dan pada
acara bersih desa. Jika hal ini dapat dikelola dengan baik, maka bisa menjadi
destinasi wisata yang unik karena tidak semua Desa apalagi setingkat Dusun yang
mampu melaksanakannya
3.
Kenduri Bersama
Tiap keluarga biasanya akan
membawa makanan sekadarnya, beragam jenis untuk dibawa kepasarean, lalu duduk
bersama dalam keadaan bersila. Kemudian perangkat dusun atau sesepuh dusun membuka acara yang isinya
bermaksud untuk mengucapkan rasa syukur dan terimakasih kepada warga yang sudah
bersedia menyediakan makanan ambengan ataupun yang lain termasuk meluangkan
waktunya untuk mengikuti upacara sadran tersebut.
Acara dilanjutkan dengan doa
bersama dimulai setelah warga sekitar berkumpul semua, kemudian ulama lokal
yang ditunjuk untuk memimpin doa, untuk memohonkan maaf dan ampunan atas dosa
para leluhur kepada Tuhan, serta semoga yang ditinggalkan mendapatkan
keselamatan, murah rejeki, sandang pangan dan juga memintakan perlindungan agar
desanya terhindar dari bala bencana.
Acara terakhir, kemudian
membagi makanan, semua warga yang hadir dibagi rata makanan yang sudah dibawa
(dikumpulkan) serta sudah didoakan. Di dusun
Klepon, acara ini juga dilaksanakan di makam Raden Adjitopuro atau lebih
dikenal dengan nama “Mbah Raden”.
4.
Pertunjukan
Wayang
Pertunjukan wayang ini dimulai
sebelum doa bersama digelar. Di samping itu, untuk menunggu warga hingga
berkumpul semua. Wayang merupakan sarana untuk berdakwah. Zaman dahulu, wayang
merupakan salah satu hiburan yang sangat disukai warga, terutama orang Jawa.
Maka dari itu unsur-unsur agama dikombinasikan dengan unsur budaya, misalnya
memasukan ajaran Islam ke dalam cerita atau lelakonan wayang, dengan tujuan
agar masyarakat mengenal ajaran-ajaran yang dibawa oleh agama Islam.
Di dusun Klepon, acara pertunjukan wayang kulit
dilaksanakan pada malam hari juga di makam Raden Adjitopuro. Pertunjukan
wayang kulit yang selalu ada, tetapi untuk lakon wayang kulit, yang dulunya
tergantung pada masyarakat Dusun Klepon tapi sekarang sudah bergeser menjadi
keinginan sepihak yakni orang yang dapat membayar biaya pertunjukan wayang
kulit (sponsor).
Sumber:
Abdurahman. 2008. Pengantar
Sosiologi Islam.Surabaya: JP Books
Ishomuddin. 2002. Pengantar
Sosiologi Agama. Jakarta: Ghalia Indonesia
Tidak ada komentar :
Posting Komentar