Selasa, 11 Agustus 2015

WISATA BUDAYA UPACARA BERSIH DESA DI DUSUN KLEPON DESA SIDODADI KECAMATAN GARUM KABUPATEN BLITAR



WISATA BUDAYA UPACARA BERSIH DESA DI DUSUN KLEPON
DESA SIDODADI KECAMATAN GARUM KABUPATEN BLITAR


Bersih desa merupakan salah satu upacara adat pada masyarakat Jawa yang dulunya diselenggarakan setelah para petani panen padi. Hal ini, dimaksudkan untuk mengungkapkan rasa syukur karena tanaman padi telah berhasil dipanen dan telah menghasilkan panen yang memuaskan. Bersih desa sering pula disebut sebagai “sadran/sadranan/nyadran/”.  Sadran juga merupakan penghormatan terhadap para leluhur yang telah meninggal dunia dan mendoakan agar dosa-dosanya diampuni oleh Tuhan, serta agar yang ditinggalkan selalu mendapatkan keselamatan, murah rejeki, dan mudah dalam mencari sandang pangan.
Upacara tersebut merupakan ritual tahunan yang dilaksanakan di makam leluhur  setiap tanggal 1 Syura penanggalan Jawa. Pada dasarnya, meskipun kegiatan ini dilaksanakan dipemakaman, bukan berarti menyimpang dari agama yang dianut, melainkan untuk menghormati arwah para leleuhur  yang konon merupakan orang pertama pula yang dimakamkan di pesarean tersebut.
Bagi masyarakat Jawa, khususnya warga Dusun Klepon Desa Sidodadi Kecamatan Garum Kabupaten Blitar, kegiatan tahunan ini bukan hanya ungkapan refleksi sosial keagamaan. Selain sebagai bentuk penghormatan, ada agenda lain berupa tradisi arak-arakan. Ritual ini dipahami sebagai bentuk  pelestarian warisan tradisi dan budaya nenek moyang. Tradisi ini merupakan simbol adanya hubungan dengan leluhur, sesama, dan Yang Maha Kuasa, serta sebuah ritual yang mencampurkan budaya lokal dan nilai-nilai Islam, sehingga sangat tampak adanya akulturasi budaya tetapi masih kental dengan nuansa Islami.
Tujuan dari bersih desa yaitu agar masyarakat sekitar mengetahui bagaimana sejarah dan perjuangan  dalam membuat, memberi nama dan membentuk desa Klepon. Sedangkan hikmah dari bersih desa diantaranya dapat mempererat silaturahmi, menanamkan sikap gotong royong, saling mendoakan satu dengan yang lain dan bersama-sama dapat merasakan susah maupun senang orang lain.
Berikut ini adalah berbagai rangkaian kegiatan upacara Bersih Desa masyarakat Dusun Klepon:
1.      Membersihkan makam leluhur
Setiap akan diadakannya bersih desa, terlebih dahulu para warga  dusun membersihkan makam makam leluhur, seperti bergotong royong mencabuti rumput yang ada di area makam. Di dusun  Klepon, acara ini dipusatkan di makam Raden Adjitopuro atau lebih dikenal dengan nama  “Mbah Raden”, yaitu orang yang pertama kali “babat alas” atau “cikal bakal” atau  membuka lahan Dusun Klepon.
2.      Arak-arakan
Pada acara kedua yakni arak-arakan/iringan/pawai/karnaval yang menyertai perjalanan upacara adat menuju makam leluhur dengan membawa sesaji yang berasal dari hasil panen warga desa  seperti gunungan, sayur sayuran, buah buahan sebagai  wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesejahteraan yang mereka peroleh selama setahun. Acara ini dilaksanakan dimulai dari perbatasan Dusun Klepon sampai berakhir di makam Raden Adjitopuro atau Mbah Raden. Acara ini adalah acara yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat Dusun Klepon karena mereka bisa unjuk penampilan. Bahkan ada keinginan kuat masyarakat Dusun Klepon untuk membuat arak-arakan ini bisa menjadi Klepon Fashion Carnaval seperti yang ada pada Jember Fashion Carnaval. Tidak mengherankan karena dalam setiap tahun masyarakat Dusun Klepon sedikitnya mengadakan 2 acara karnaval, yaitu ketika memperingati 17 Agustus dan pada acara bersih desa. Jika hal ini dapat dikelola dengan baik, maka bisa menjadi destinasi wisata yang unik karena tidak semua Desa apalagi setingkat Dusun yang mampu melaksanakannya
3.      Kenduri Bersama
Tiap keluarga biasanya akan membawa makanan sekadarnya, beragam jenis untuk dibawa kepasarean, lalu duduk bersama dalam keadaan bersila. Kemudian perangkat dusun  atau sesepuh dusun membuka acara yang isinya bermaksud untuk mengucapkan rasa syukur dan terimakasih kepada warga yang sudah bersedia menyediakan makanan ambengan ataupun yang lain termasuk meluangkan waktunya untuk mengikuti upacara sadran tersebut.
Acara dilanjutkan dengan doa bersama dimulai setelah warga sekitar berkumpul semua, kemudian ulama lokal yang ditunjuk untuk memimpin doa, untuk memohonkan maaf dan ampunan atas dosa para leluhur kepada Tuhan, serta semoga yang ditinggalkan mendapatkan keselamatan, murah rejeki, sandang pangan dan juga memintakan perlindungan agar desanya terhindar dari bala bencana.
Acara terakhir, kemudian membagi makanan, semua warga yang hadir dibagi rata makanan yang sudah dibawa (dikumpulkan) serta sudah didoakan. Di dusun  Klepon, acara ini juga dilaksanakan di makam Raden Adjitopuro atau lebih dikenal dengan nama  “Mbah Raden”.
4.      Pertunjukan Wayang
Pertunjukan wayang ini dimulai sebelum doa bersama digelar. Di samping itu, untuk menunggu warga hingga berkumpul semua. Wayang merupakan sarana untuk berdakwah. Zaman dahulu, wayang merupakan salah satu hiburan yang sangat disukai warga, terutama orang Jawa. Maka dari itu unsur-unsur agama dikombinasikan dengan unsur budaya, misalnya memasukan ajaran Islam ke dalam cerita atau lelakonan wayang, dengan tujuan agar masyarakat mengenal ajaran-ajaran yang dibawa oleh agama Islam.
Di dusun  Klepon, acara pertunjukan wayang kulit dilaksanakan pada malam hari juga di makam Raden Adjitopuro. Pertunjukan wayang kulit yang selalu ada, tetapi untuk lakon wayang kulit, yang dulunya tergantung pada masyarakat Dusun Klepon tapi sekarang sudah bergeser menjadi keinginan sepihak yakni orang yang dapat membayar biaya pertunjukan wayang kulit  (sponsor).


Sumber:
Abdurahman. 2008. Pengantar Sosiologi Islam.Surabaya: JP Books
Ishomuddin. 2002. Pengantar Sosiologi Agama. Jakarta: Ghalia Indonesia



Tidak ada komentar :

Posting Komentar